Makna Cinta 0 komentar

Suatu ketika dalam hidup, kita terdorong mencari tahu definisi dan maknacinta. Henry A. Bowman dalam buku Marriage for Moderns (1960) memberipenerangan komprehensif atas pertanyaan itu.Menurut Bowman, cinta berartisatu hal bagi seseorang, dan hal lain bagi orang berbeda. Pemaknaan cintaditentukan latar belakang dan pengalaman masing-masing si pemberi makna.Bahkan seseorang bisa memberi makna berbeda pada periode hidup berlainan.Keragaman pemaknaan itu disebabkan tidak adanya formula sederhana untukmenentukan apa yang termasuk dan tidak termasuk cinta.Dari sekian banyak makna cinta yang telah diketahui luas, beberapadinyatakan tidak tepat oleh Bowman. “Ada sejumlah konsep cinta yangmenyesatkan, namun telanjur dipercaya sebagai kebenaran,” ungkapBowman.Akibatnya, individu yang coba menentukan apakah perasaan di hatinyabenar-benar cinta atau hal lain, makin bingung.

Cinta berpijak pada perasaan sekaligus akal sehat

=================================================


Miskonsepsi pertama yang ditentang Bowman adalah manusia jatuh cinta denganmenggunakan perasaan belaka. Betul, kita jatuh cinta dengan hati. Tapi agartidak menimbulkan kekacauan di kemudian hari, kita diharapkan untuk jugamenggunakan akal sehat. Bohong besar kalau kita bisa jatuh cinta denganbegitu saja tanpa bisa mengelak.Yang sesungguhnya terjadi, proses jatuhcinta dipengaruhi tradisi, kebiasaan, standar, gagasan, dan ideal kelompokdari mana kita berasal. Bohong besar pula kalau kita merasa boleh berbuatapa saja saat jatuh cinta, dan tidak bisa dimintai pertanggungan jawab bilaperbuatan-perbuatan impulsif itu berakibat buruk suatu ketika nanti.Kehilangan perspektif bukanlah pertanda kita jatuh cinta, melainkan sinyalkebodohan.


Cinta membutuhkan proses

========================


Bowman juga menolak anggapan cinta bisa berasal dari pandanganpertama.”Cinta itu tumbuh dan berkembang dan merupakan emosi yang kompleks,”katanya. Untuk tumbuh dan berkembang, cinta membutuhkan waktu. Jadi memangtidak mungkin kita mencintai seseorang yang tidak ketahuan asal-usulnyadengan begitu saja. Cinta tidak pernah menyerang tiba-tiba, tidak juga jatuhdari langit. Cinta datang hanya ketika dua individu telah berhasilmelakukan orientasi ulang terhadap hidup dan memutuskan untuk memilih oranglain sebagai titik fokus baru.Yang mungkin terjadi dalam fenomena “cintapada pandangan pertama” adalah pasangan terserang perasaan saling tertarikyang sangat kuat — bahkan sampai tergila-gila. Kemudian perasaan kompulsifitu berkembang jadi cinta tanpa menempuh masa jeda. Dalam kasus cinta padapandangan pertama”, banyak orang tidak benar-benar mencintai pasangannya,melainkan jatuh cinta pada konsep cinta itu sendiri. Sebaliknya dengan orangyang benar- benar mencinta. Mereka mencintai pasangan sebagai persolinatasyang utuh.


Cinta tidak menguasai dan mengalah, tapi berbagi.

================================================


Bukan cinta namanya bila kita berkehendak mengontrol pasangan. Juga bukancinta bila kita bersedia mengalah demi kepuasan kekasih. Orang yangmencinta tidak menganggap kekasih sebagai atasan atau bawahan, tapi sebagaipasangan untuk berbagi, juga untuk mengidentifikasi diri. Bila kitaberkeinginan menguasai kekasih (membatasi pergaulannya, melarangnyaberaktivitas positif, mengatur seleranya berbusana) atau melulumengalah(tidak protes bila kekasih berbuat buruk, tidak keberatandinomorsekiankan), berarti kita belum siap memberi dan menerima cinta.

Cinta itu konstruktif

=====================


Individu yang mencinta berbuat sebaik-baiknya demi kepentingan sendirisekaligus demi (kebanggaan) pasangan. Dia berani berambisi, bermimpikonstruktif, dan merencanakan masa depan.Sebaliknya dengan yang jatuh cintaimpulsif. Bukannya berpikir dan bertindak konstruktif, dia kehilanganambisi, nafsu makan, dan minat terhadap masalah sehari-hari.Yang dipikirkanhanya kesengsaraan pribadi. Impiannya pun tak mungkin tercapai. Bahkanimpian itu bisa menjadi subsitusi kenyataan.


Cinta tidak melenyapkan semua masalah.

======================================


Penganut faham romantik percaya cinta bisa mengatasi masalah.Seakan-akancinta itu obat bagi segala penyakit ( panacea ). Kemiskinan dan banyakproblem lain diyakini bisa diatasi dengan berbekal cinta belaka. Faktanya,cinta tidaklah seajaib itu.Cinta hanya bisa membuat sepasang kekasih beranimenghadapi masalah. Permasalahan seberat apapun mungkin didekati denganjernih agar bisa dicarikan jalan keluar. Orang yang tengah mabuk kepayang –berarti tidak benar-benar mencinta — cenderung membutakan mata saattercegat masalah.Alih-alih bertindak dengan akal sehat, dia mengenyampingkanproblem.

Cinta cenderung konstan

========================


Ya, cinta itu bergerak konstan. Maka kita patut curiga bila grafik perasaankita pada kekasih turun naik sangat tajam. Kalau saat jauh kita merasakekasih lebih hebat dibanding saat bersama, itu pertanda kitamengidealisasikannya, bukan melihatnya secara realistis. Lantas saat kembalibersama, kita memandang kekasih dengan lebih kritis dan hilanglah segalabayangan hebat itu. Sebaliknya berhati-hatilah bila kita merasa kekasihhebat saat kita berdekatan dengannya dan tidak lagi merasakan hal yang samasaat dia jauh. Hal sedemikian menandakan kita terkecoh oleh daya tarikfisik. Cinta terhitung sehat bila saat dekat dan jauh dari pasangan, kitamenyukainya dalam kadar sebanding.


Cinta tidak bertumpu pada daya tarik fisik

==========================================


Dalam hubungan cinta, daya tarik fisik penting. Tapi bahaya bila kitamenyukai kekasih hanya sebatas fisik dan membencinya untuk banyak faktorlainnya. Saat jatuh cinta, kita menikmati dan memberi makna penting bagisetiap kontak fisik. Kontak fisik, ketahuilah, hanya terasa menyenangkanbila kita dan pasangan saling menyukai personalitas masing-masing. Makabukan cinta namanya, melainkan nafsu, bila kita menganggap kontak fisikhanya memberi sensasi menyenangkan tanpa makna apa-apa. Dalam cinta,afeksiterwujud belakangan saat hubungan kian dalam. Sedang nafsu menuntut pemuasanfisik sedari permulaan.


Cinta tidak buta, tapi menerima.

=================================

Cinta itu buta? Tidak sama sekali. Orang yang mencinta melihat dan menyadarisisi buruk kekasih. Karena besarnya cinta, dia berusaha menerima danmentolerir. Tentu ada keinginan agar sisi buruk itu membaik. Namunkeinginan itu haruslah didasari perhatian dan maksud baik. Tidak boleh adakritik kasar, penolakan, kegeraman, atau rasa jijik.Nafsulah yang buta.Meski pasangan sangat buruk, orang yang menjalin hubungan dengan penuh nafsumenerima tanpa keinginan memperbaiki. Juga meninggalkan pasangan saatkeinginannya terpuaskan, hanya karena pasangan punya secuil keburukan yangsangat mungkin diperbaiki.
Cinta memperhatikan kelanjutan hubungan=======================================

Orang yang benar-benar mencinta memperhatikan perkembangan hubungan dengankekasih. Dia menghindari segala hal yang mungkin merusak hubungan. Sebisamungkin dia melakukan tindakan yang bisa memperkuat, mempertahankan, danmemajukan hubungan. Orang yang sedang tergila-gila mungkin saja berusahakeras menyenangkan kekasih. Namun usaha itu semata-mata dilakukan agarkekasih menerimanya, sehingga tercapailah kepuasan yang diincar. Orangyang mencinta menyenangkan pasangan untuk memperkuat hubungan.Cinta berani melakukan hal menyakitkan======================================Selain berusaha menyenangkan kekasih, orang yang sungguh- sungguh mencintamemiliki perhatian, keprihatinan, pengertian, dan keberanian untuk melakukanhal yang tidak disukai kekasih demi kebaikan. Seperti seorang ibu yangberkata “tidak” saat anaknya minta es krim, padahal sedang flu. Begitulahkita semua seharusnya bersikap pada pasangan.